DPRD Lampung Desak Pusat Segera Tetapkan Lartas Impor Singkong

DL|Bandarlampung|POLITIK|06062025
– Kebijakan Gubernur
Lampung Rahmat Mirzani Djausal soal penetapan harga dasar singkong Rp1.350 per
kilogram dengan potongan maksimal 30 persen terus mendapat dukungan luas.
Hingga saat ini, lebih dari 40 perusahaan
pengolahan singkong di Lampung sudah mematuhi Instruksi Gubernur Nomor 2 Tahun
2025.
Ketua Panitia Khusus (Pansus) Tata Niaga
Singkong DPRD Provinsi Lampung, Mikdar
Ilyas, menilai kebijakan tersebut merupakan langkah keberpihakan nyata kepada
petani. Ia mengapresiasi kepatuhan mayoritas pabrik, meski masih ada 3 hingga 4
perusahaan yang belum melaksanakan aturan tersebut.
“Kita apresiasi sekitar 40 lebih
perusahaan yang sudah mengikuti harga dan potongan sesuai instruksi gubernur. Tapi
masih ada beberapa yang belum, dan ini akan segera kita evaluasi. Kita ingin
seluruh pabrik patuh agar sistem tata niaga ini benar-benar adil,” kata Mikdar.
Namun, menurutnya, persoalan tata niaga
singkong tidak bisa hanya berhenti di level daerah. Mikdar menegaskan
pemerintah pusat harus segera menetapkan larangan dan pembatasan (Lartas) impor
singkong dan produk turunannya, seperti tapioka, agar harga di tingkat petani
tetap terjaga.
“Kalau bicara harga di daerah, itu sudah
selesai. Tapi sekarang bola ada di pemerintah pusat. Lartas itu wewenang
Kemenko Perekonomian, bukan Kemenko Pangan. Dan ini mendesak. Jangan tunggu
ekonomi global membaik dulu, lihat dulu ekonomi petani kita,” tegasnya.
Mikdar mengingatkan, sebagai provinsi
penghasil singkong terbesar di Indonesia, Lampung justru paling terdampak
ketika harga anjlok akibat impor. Jika tidak ada kebijakan nasional yang
berpihak, petani bisa beralih ke komoditas lain, yang pada akhirnya juga akan
merugikan industri pengolahan.
“Kita dorong pusat segera ambil keputusan.
Ini bukan soal angka makroekonomi, ini soal keberlanjutan hidup petani singkong
dan industri yang menyerap hasil mereka. Jangan tunda lagi,” ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Lampung Rahmat
Mirzani Djausal menyebut penetapan harga dasar hanyalah satu bagian dari
solusi. Ia terus mendorong pemerintah pusat agar segera mengeluarkan regulasi
larangan impor singkong sebagai bentuk perlindungan bagi petani.
Dari sisi industri, dukungan juga datang
dari Perhimpunan Pengusaha Tepung Tapioka Indonesia (PPTTI). Ketua PPTTI Lampung,
Welly Soegiono , menegaskan bahwa 33 perusahaan anggota asosiasinya sepakat
menjalankan aturan harga dasar tersebut.
Dengan dukungan lebih dari 40 perusahaan
dan sikap tegas DPRD, kini Pemerintah Provinsi Lampung menunggu langkah konkret
pemerintah pusat untuk memperkuat regulasi tata niaga singkong secara nasional.
Daftar Perusahaan yang Menjalankan
Instruksi Gubernur:
1. SPM 1 Mesuji
2. SPM 2 Lampung Tengah
3. Pr. Muara Jaya Lampung Timur
4. PT Sungai Bungur Indo Perkasa, Lampung
Timur
5. Way Raman, Lampung Timur
6. Dharma Jaya, Lampung Tengah
7. Jaya Abadi Tapioka, Lampung Utara
8. Berjaya Tapioka, Lampung Timur
9. Berjaya Tapioka, Tulang Bawang Barat
10. Sinar Agro Semesta, Tulang Bawang
11. PT TedcoAgri Makmur, Lampung Tengah
12. BSL, Tulang Bawang Barat
13. PT Mitra Pati Mas, Lampung Tengah
14. PT BTS, Mesuji
15. Umas Jaya Agrotama 1, Lampung Tengah
16. Tapioka Bangun Jaya, Lampung Tengah
17. Tapioka Bangun Makmur, Lampung Tengah
18. CV Central Intan, Tulang Bawang Barat
19. CV Lautan Intan, Lampung Timur
20. PT Samudera Intan Tapioka, Lampung
Utara
21. PT Surya Intan Tapioka, Lampung Utara
22. PT Hamparan Bumi Mas Abadi, Lampung
Tengah
23. PT Sinar Agro Semesta, Lampung Tengah
24. CV Agri Starch, Tulang Bawang Barat
25. PT Mentari Prima Jaya Abadi, Tulang
Bawang Barat
26. CV Gunung Mas Putra Kencana 1, Lampung
Tengah
27. CV Gunung Mas Putra Kencana 2, Wates
Lampung Tengah
28. CV Gunung Putra Kencana 3, Way Kanan
29. PT Gunung Sugih, Lampung Tengah
30. PT TWBP Gunung Batin
31. PT TWBP Tulang Bawang
32. PT TWBP Kotabumi
33. PT TWBP Kalicinta
34. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 1,
Lampung Tengah
35. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 2,
Lampung Tengah
36. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 3,
Lampung Tengah
37. PT Satya Mandala Pratama, Lampung
Tengah
38. PT Florindo Makmur 1, Lampung Tengah
39. PT Florindo Makmur 2, Lampung Tengah
40. PT Budi Starch & Sweetener Tbk,
Lampung Timur
41. PT Florindo Makmur, Lampung Timur
42. PT Darma Agrindo, Lampung Selatan
43. PT Budi Starch & Sweetener Tbk,
Tulang Bawang
44. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 1,
Tulang Bawang Barat
45. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 2,
Tulang Bawang Barat
46. PT Satya Mandala Pratama, Lampung
Selatan
47. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 1,
Lampung Utara
48. PT Budi Starch & Sweetener Tbk 2,
Lampung Utara
49. PT Florindo Makmur, Lampung Utara.
(adv)
Comments